DULU TERPENCIL DAN PUNYA 11 MURID , SEKARANG HAMPIR 1.000 SISWA


BANJARBARU . SMPN 11 Banjarbaru pada tahun 2010 termasuk sekolah terpencil yang minim murid yakni  hanya 11 orang. 


Namun kini sekolah yang terletak di Jl Golf, Landasan Ulin  Banjarbaru ini menjadi sekolah beprestasi nasional dimana muridnya melonjak drastis menjadi 778 orang.


Tangan dingin H Basriansyah MM MPd sebagai pendidik memang patut diacungi jempol.

Di mana saja ia ditempatkan mengajar, selalu ada prestasi diraih, sehingga tak heran ia banyak disuka para guru.


"Tahun 2000 sekolah ini berdiri. Lingkungannya dikelilingi hutan, banyak rawa dan pohon galam. Menuju sekolah ini hanya berupa jalan setapak sepanjang 2 km. Guru cuma ada 6 orang dan anak-anak yang minat sekolah di sini hanya 11 orang," ungkapnya.


Beberapa calon kepala sekolah tak ada yang mau ditempatkan di sini. Sudah lokasinya 5 Km dari jalan raya, akses jalan juga sulit.



Tahun pertama itu Basriansyah banyak melakukan penataan fisik sekolah. Tentunya tak lain agar sekolah ini diminati masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di sini.


"Selesai jam belajar, saya jarang langsung pulang, tapi ambil parang dan cangkul untuk membuat taman. Para guru yang masih sedikit itu juga tanggap dan respon untuk bekerjasama bekerja," cerita Basriansyah.


Para murid setelah pulang, kemudian kembali lagi untuk membantu. Ini berlangsung hingga sore.


"Saat hari libur, saya tidak full istirahat. Melainkan menghabiskan sebagian hari libur untuk menata dan merapikan wajah sekolah," paparnya


Misinya, menciptakan lingkungan sekolah yan bersih dan sehat.


Dan tahun ketiga diraih juara II Sekolah Sehat se-Kalsel.


Tahun keempat ada pengaspalan jalan yang memudahkan para murid ke sekolah. 


Melalui upaya Walikota Banjarbaru saat itu, Rudy Resnawan, banyak bantuan untuk membuat pagar, pengurukan, paving blok dan sebagainya.


Pada 2005 gelar juara 1 sekolah sehat tingkat provinsi Kalsel dan di nasional peringkat 9 dari tibuan SMP di tanah air.


Pada 2006 sekolah ini mewakili Kalsel pada lomba sekolah berwawasan lingkungan nasional dan meraih juara II. Sedangkan juara I adalah SMPN 1 Moro, Mojokerto dan Juara III adalah SMPN 4 Manado.


Kemudian dilakukan studi banding ke SMPN 1 Moro untuk mengetahui apa menjadi faktor sekolah itu meraih juara I ? Ternyata sekolah ini memang layak jadi juara I.


"Kami tiru apa saja yang bagus di sekolah tadi. Kami tanam pohon peneduh dengan bangku beton di bawahnyaa. Semua ruang juga dilengkapi wastafel," bebernya.


Jadi sebagian besar hasil melihat atau studi banding, baik ke Moro, Makassar dan Malang.


Kemudian pada 2008 ada sosialisasi sekolah Adiwiyata se-Kalsel. Pihak kementerian menyatakan bahwa belum ada sekolah Adiwiyata di Kalsel, sementara di Kalteng sudah ada dua sekolah.


Saat penilaian Adiwiyata tingkat provinsi Kalsel pada 2009, sekolah ini meraih peringkat II, pada 2010 peringkat I dan 2011 menjadi calon Adiwiyata Nasional, akhirnya pada 2012 meraih prestasi Adiwiyata nasional.


"Pada 2015 kami mendapat Adiwiyata Mandiri dan berhak menerima tropi emas yang kemudian diacarakan di Istana Negara dam tropi diserahkan langsung oleh presiden Jokowi," pungkasnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "DULU TERPENCIL DAN PUNYA 11 MURID , SEKARANG HAMPIR 1.000 SISWA"

Posting Komentar